Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Ergonomi dan Kaitannya dengan Dunia Kerja



Artikel ini menjelaskan tetang pengertian ergonomi dan tujuannya beserta contoh yang berkaitan di dunia kerja.


Pesatnya perkembangan teknologi saat ini dipicu karena era globalisasi. Yang berdampak pada penggunaan peralatan modern di dunia kerja. Sehingga peralatan dan teknologi menjadi alat penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas dalam dunia kerja saat ini. Adapun disisi lain perubahan akan menimbulkan efek negatif bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang mungkin timbul. Berbagai dampak buruk ini dapat dicegah dengan meminimalisir dan melakukan antisipasi terhadap risiko tersebut. Berbagai risiko tersebut memungkinan sebagai faktor timbulnya penyakit akibat kerja, yaitu penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan kecelakaan yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomi.




Kontributor.
Amelia Avery W.



Apa itu Ergonomi?

Ergonomi berasal dari kata Yunani; ergon (kerja) dan nomos (aturan), secara keseluruhan ergonomi berarti aturan yang berkaitan dengan kerja. Banyak definisi tentang ergonomi yang dikeluarkan oleh para pakar dibidangnya antara lain:

  1. Nurmianto Eko dalam bukunya yaitu Konsep Dasar dan Aplikasinya, 2004, ergonomi dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, engineering, manajemen dan desain/perancangan.
  2. Iftikar Z. Sutalaksana dalam bukunya yaitu Teknik Tata Cara Kerja, 2006, mendefinisikan ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu, dengan efektif, aman, sehat, nyaman, dan efisien.
  3. Sritomo Wignjosoebroto dalam bukunya yaitu Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, 1995, mendefinisikan ergonomi adalah suatu disiplin ilmu yang berhubungan dengan perancangan dan pembuatan peralatan oleh manusia sehingga manusia dapat menggunakannya secara efektif dan aman dan menciptakan kesesuaian di lingkungan pekerjaan dan kehidupan mereka.

Dapat dikatakan ergonomi ialah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan manusia. Manusia yang bekerja dalam lingkungan merupakan pusat penelitian objek ergonomi. Secara singkat ergonomi ialah cara penyesuaian suhu,cahaya dan kelembapan di dalam ruangan serta tugas pekerjaan yang dibebankan terhadap kondisi tubuh manusia. Salah satu upaya yang dilakukan antara lain menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh manusia agar tidak melelahkan. Hal ini bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia. Ada salah satu definisi yang menyebutkan bahwa ergonomi bertujuan untuk “fitting the job to the worker”. Ergonomi juga bertujuan sebagai ilmu terapan biologi manusia dan berkaitannya dengan ilmu teknik bagi pekerja dan lingkungan kerjanya, agar mendapatkan kepuasan kerja yang maksimal selain meningkatkan produktivitasnya.

Contoh : suatu perusahaan kerajinan mengubah cara kerja duduk di lantai dengan bekerja di meja kerja, mengatur tata ruangan menjadi lebih baik, mengatur ventilasi udara, menyesuaikan tingkatan penerangan, pembuatan ruang makan yang nyaman, mengorganisasi waktu istirahat, menyelenggarakan pertandingan olahraga, dan lain-lain. Dengan usaha ini, diharapkan keluhan-keluhan tenaga kerja dapat berkurang dan produksi perusahaan tidak akan terpengaruh oleh masalah-masalah ketenagakerjaan. Dengan begitu, produksi yang dilakukan dapat mengimbangi perluasan dari pemasaran.


Tujuan Ergonomi


Berikut adalah tujuan yang disari dari buku Tarwaka, 2004, yang merupakan tujuan dari penerapan ilmu ergonomi:

  • Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
  • Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial dan mengkoordinasi kerja secara tepat guna meningkatkan jaminan sosial selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.
  • Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis, dan antropologis dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi



Prinsip-prinsip Ergonomi


Dengan memahami prinsip ergonomi dapat mempermudah evaluasi setiap tugas atau pekerjaan meskipun ilmu pengetahuan dalam ergonomi terus mengalami kemajuan dan teknologi yang digunakan dalam pekerjaan tersebut terus berubah dan berkembang. Prinsip ergonomi adalah pedoman dalam menerapkan ergonomi di tempat kerja. Menurut Baiduri dalam diktat kuliah ergonominya disebutkan 12 prinsip ergonomi, yaitu :

  • Bekerja dalam posisi atau postur normal.
  • Mengurangi beban berlebihan.
  • Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan.
  • Bekerja sesuai dengan dimensi tubuh.
  • Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan.
  • Minimalisasi gerakan statis.
  • Minimalisasikan titik beban.
  • Mencakup jarak ruang.
  • Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman.
  • Melakukan peregangan saat bekerja dan rutin berolahraga di luar jam kerja.
  • Membuat agar display dan contoh mudah dimengerti.



Apa saja yang menjadi ruang lingkup Ergonomi?


  1. Antropometri
  2. Antropometri berasal dari kata antropos yang berarti manusia, dan metrikos yang berarti pengukuran. Sehingga Antropometri diartikan sebagai suatu ilmu yang secara khusus berkaitan dengan pengukuran tubuh manusia yang digunakan untuk menentukan perbedaan pada individu, kelompok, dan sebagainya (Pheasant, 1988). Perbandingan fungsional individual orang dewasa dan anak-anak dapat diketahui dengan sistem proporsi antromorfis didasarkan pada dimensi-dimensi tubuh manusia. Salah satu caranya adalah dengan mengukur tubuh dalam berbagai posisi standar dan tidak bergerak (static anthropometry), serta saat melakukan gerakan tertentu yang berkaitan dengan kegiatan yang harus diselesaikan (dynamic anthropometry). Misalnya, perancangan kursi pengemudi di dalam kendaraan (gerakan mengoperasikan kemudi, pedal, dan tangkai pemindah gigi). Gerakan yang biasa dilakukan anggota tubuh dapat dibagi dalam bentuk range/rentangan gerakan, kekuatan, ketahanan, kecepatan, dan ketelitian. Data antropometri ini menyajikan informasi mengenai ukuran tubuh manusia, yang dibedakan berdasarkan usia, jenis kelamin, suku bangsa (etnis), posisi tubuh saat beraktivitas, dan sebagainya, serta diklasifikasikan dalam segmen populasi pemakai, perlu diakomodasikan dalam penetapan dimensi ukuran produk desain yang dirancang guna menghasilkan kualitas rancangan yang tailor made dan memenuhi persyaratan fittness for use (Sritomo, 2000). Data antropometri diaplikasikan secara luas antara lain dalam perancangan area kerja, perancangan peralatan kerja, perancangan produk konsumtif, dan perancangan lingkungan kerja fisik. Perancangan suatu produk harus memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran tubuh manusia yaitu umur, jenis kelamin, suku/bangsa, posisi tubuh.

    Standar cara pengukuran posisi tubuh:

  • Pengukuran dimensi struktur tubuh (pengukuran dalam berbagai posisi standar dan tidak bergerak seperti berat, tinggi saat duduk/berdiri, ukuran kepala, panjang lutut saat berdiri/duduk, panjang lengan, dll.)
  • Pengukuran dimensi fungsional tubuh (pengukuran saat melakukan gerakan tertentu yang berkaitan dengan kegiatan yang harus dilakukan atau dengan kata lain pengukuran dilakukan saat tubuh melakukan gerakan kerja dalam posisi dinamis dan banyak diaplikasikan pada proses perancangan fasilitas/ruang kerja)
  • Kognitif
  • Masalah kognitif muncul ketika informasi beban kerja yang berlebihan dan informasi beban kerja di bawah kebutuhan proses. Dua hal tadi dapat terjadi dalam jangka waktu yang lama maupun dalam jangka waktu pendek sehingga dapat menimbulkan ketegangan dalam beraktivitas. Di lain sisi, fungsi ini tidak sepenuhnya berguna dalam keoptimuman tingkat pemeliharaan. Penyelesaianya adalah dengan melengkapi fungsi manusia dengan fungsi mesin sehingga dapat meningkatkan performansi selaras dengan pengembangan pekerjaan.
  • Muskuloskeletal (masalah kekuatan/kontraksi otot)
  • Proses memanjang dan memendeknya otot-otot tubuh merupakan suatu aksi yang terjadi ketika manusia melakukan suatu aktifitas. Proses itu menjadi salah satu kajian ergonomi. Semakin pendek otot itu dikerutkan maka semakin besar daya kerjanya. Dengan demikian tujuannya ialah agar pemanfaatan tenaga otot dapat diwujudkan secara maksimal dan efisien. Anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal (merupakan penunjang bentuk tubuh dan alat bantu geraka)terdiri dari:
    1. Tulang.
    2. Sendi.
    3. Otot Rangka.
    4. Ligamen.
    5. Tendon.
    6. Bursa dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur ini.
    Ketegangan otot dan sistem kerangka termasuk dalam kategori ini. Hal tersebut dapat menyebabkan insiden kecil atau trauma efek kumulatif. Pemecahan masalah seperti ini dapat dilakukan dengan menyediakan bantuan performansi kerja atau mendesain kembali pekerjaan untuk menjaga agar kebutuhannya sesuai dengan batas kemampuan pekerja.
  • Kardiovaskular
  • Masalah ini terletak pada ketegangan pada sistem sirkulasi, termasuk jantung. Akibatnya adalah jantung memompakan lebih banyak darah ke otot untuk memenuhi tingginya permintaan oksigen. Penyelesaianya ialah dengan mendesain kembali pekerjaan untuk melindungi pekerja dan melakukan rotasi pekerjaan.
  • Psikomotor
  • Masalah ini terletak pada ketegangan pada sistem psikomotor yang mengindikasikan kebutuhan pekerjaan untuk disesuaikan dengan kemampuan pekerja dalam hal membantu performansi pekerjaan.

    Metode penyelesaian kasus Ergonomi

    1. Diagnosis
    2. Dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, mengadakan inspeksi tempat kerja, melakukan penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan, daftar periksa ergonomi dan pengukuran lingkungan kerja lainnya. Variasi akan menjadi sangat luas cakupannya mulai dari yang sederhana sampai kompleks.
    3. Treatment
    4. Dapat dilakukan dengan cara perubahan posisi benda di dalam ruang kerja, letak pencahayaan atau jendela yang sesuai, membeli furnitur sesuai dengan dimensi fisik pekerja
    5. Follow up
    6. Bisa dilakukan dengan cara menanyakan tingkat kenyamanan kepada pekerja, bagian badan pekerja yang sakit,seperti nyeri bahu dan siku, keletihan, sakit kepala dan lain-lain.


    Kesimpulan


    Penerapan Ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja selalu dalam keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan kerja sama yang baik dari semua pihak. Ergonomi secara teknis merupakan bagian dari kesehatan dan keselamatan kerja, namun sampai saat ini pengembangannya baru diselenggarakan dan masih menunggu kesiapan masyarakat untuk menerima ergonomi dan penerapannya. Untuk mendapat manfaat dari ergonomi perlu dibuat suatu program untuk menggerakkan baik masyarakat industri maupun tradisional agar ergonomi diterapkan secara luas.















    This post first appeared on Eclecticia, please read the originial post: here

    Share the post

    Ergonomi dan Kaitannya dengan Dunia Kerja

    ×

    Subscribe to Eclecticia

    Get updates delivered right to your inbox!

    Thank you for your subscription

    ×