Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Penyebab gagalnya budidaya ikan lele


Siapa yang tak kenal Ikan Lele, dengan perpaduan sambal tomat serta nasi hangat yang dinikmati di kala malam mulai menjelang. Rasanya yang gurih apalagi jika digoreng agak kering, sensasi renyahnya begitu menggoda.

Asal-usul dan Penyebaran Lele, Lele merupakan ikan tanpa sisik yang dapat ditemukan di perairan tawar di dua benua, yaitu di Benua Afrika dan Asia. Ikan ini memiliki nama internasional sama dengan ikan patin dan baung, yaitu catfish. Dinamakan catfish karena ikan ini mempunyai sejumlah kumis yang cukup panjang, mirip kumis yang dimiliki kucing.

Lele memiliki banyak nama atau sebutan. Masing-masing negara memiliki sebutan atau nama yang berbeda untuk ikan berkulit licin ini. Orang Afrika menyebutnya mali. Di Thailand, ikan ini dikenal dengan nama plamond. Di Malaysia, lele diberi nama keli. Orang Jepang menyebutnya ca tre trang, sedangkan di Sri Lanka dinamai gura magura. Bahkan dalam bahasa Inggris, ada beragam sebutan untuk Ikan Lele, di antaranya catfish, mudfish, walking catfish, atau siluroid.

Sedangkan lele yang biasa dibudayakan untuk ebutuhan konsumsi adalah lele dumbo, yang mulai masuk indonesia pada tahun 1986.

Selain untuk dikonsumsi langsung, akhir-akhir ini ikan lele juga diolah menjadi produk lain diantaranya abon lele dan kripik lele.

Jumlah kebutuhan lele sendiri belum ada data yang pasti yang bisa dijadikan acuan, hanya saja berdasarkan data dari Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur, 

Jumlah produksi lele juga terus mengalami kenaikan dalam kurun waktu selama tiga tahun terakhir. Pada 2012, jumlah produksi ikan lele mencapai 62.807 ton. Di 2013, meningkat menjadi 79.927,5 ton. Sedangkan di 2014, produksi ikan lele menembus angka 96.830,1 ton. Pembudidaya lele di Jawa Timur mencapai sekitar 46 ribu orang.
 
hampir di semua kabupaten dan kota di Jawa Timur ada pembudidaya ikan lele. Namun, sebaran yang terbesar yakni di daerah Kabupaten Tulungagung, Madiun, Jombang, Malang, Mojokerto, Ponorogo, Trenggalek, Bojonegoro, Magetan, Lumajang, Bangkalan, dan Pasuruan
"Yang diekspor sekitar 2 ribu ton atau senilai sekitar 6 juta dolar Amerika. Yang lainnya dikonsumsi di dalam negeri. Sedangkan tujuan negara ekspor seperti Italia, Prancis, Korea, Jepang.

Hanya saja besarnya kebutuhan lele seprti tersebut di atas, tidak lantas bisa menguntungkan semua petani di semua wilayah. Dari pengamatan banyak peternak baru yang memulai budidaya lele tak jarang mengalami kegagalan.

Kegagalan ini bisa diartikan gagal panen ataupun gagal untung, dan diantara penyebab kegagalan tesebut adalah:
  • ·         Faktor bibit lele
Tidak semua wilayah bisa dijadikan tempat pembibitan, maka pengadaan bibil lele haruslah dari luar kota, hal inilah yang menyebabkan bibit harus mengalami proses adaptasi dengan lingkungan baru, sehingga resiko kematianpun lebih tinggi. Dan pengadaan bibit dari luar wilayah menyebabkan harga biibit cukup tinggi.
  • ·         Faktor lingkungan
Sebuah pengalaman peternak lele yang pernah saya temui, dalam satu tahun ada waktu dimana pertumbuhan lele sangat bagus, tapi yang lebih sering adalah lele sulit tumbuh meski pakan sudah diberikan dengan maksimal
  • ·         Faktor pakan
Untuk faktor pakan kendala utama adalah harga yang cenderung fluktuatif, lebih sering naik daripada turunnya.
  • ·         Harga jual
Harga jual yang dimaksud tentu berkaitan dengan harga pakan, ketika harga pakan naik peternak lele belum tentu bisa menaikan harga jual panennya.
  • ·         Akses pasar
Dan permasalahan kronis dari petani kecil adalah sulitnya akses pasar, ketika hasil panen bagus belum tentu bisa berarti untung bagus. Lebih sering hasil panen tidak cepat terserap pasar, yang akhirnya membuat kualitas lele menurun.
  • ·         Kurangnya pendampingan
Sektor perikanan darat, dengan petani yang jumlahnya sedikit dan tersebar membuat sulitnya melakukan pendampingan, bahkan bisa dikatakan tidak ada. Sehingga petani kesulitan mencari solusi jika ada permasalahan.

Solusi;
Perlu diadakan pendampingan, pengenalan dan pelatihan tentang teknologi budidaya lele yang terbaru. Perbaikan manejemen baik dari tahap pembibitan, proses budidaya lelenya hingga penanganan panen serta pengolahan pasca panen.

dengan adanya pendampingan diharapkan kualitas panen lele bisa meningkat, dan bisa bersaing di pasar yang lebih luas.

demikian beberapa faktor yang menyebabkan gagalnya budidaya lele, semoga bermanfaat



This post first appeared on Cerita Dua Dunia, please read the originial post: here

Share the post

Penyebab gagalnya budidaya ikan lele

×

Subscribe to Cerita Dua Dunia

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×