Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Naik Kereta Api.. Zzzzz. (2)

Satu tema, lain cerita, beda naskah. Kali ini pengalaman naik kereta api saya berlanjut di chapter dua. Dalam chapter ini, saya berkesempatan naik kereta api "paling mewah" di pulau jawa, alias kereta api eksekutif. Kereta api ini menempati kasta tertinggi dalam kerajaan perkereta apian Indonesia. Enough saying! Enjoy the ride! *Tuuuuuuttt*

Liburan!
Alkisah, semester neraka telah berlalu April itu. Saya dan kakak, menjelma menjadi agen tour and travel dadakan. Kami memang berencana untuk menyusun acara liburan keluarga. Saat itu, kami secara lengkap mengatur jadwal liburan beserta tiket-tiketnya untuk berlibur ke….. Jakarta! Lho? Kenapa gak Bali aja? Sebagai orang asli Lombok, ternyata pesona Bali tidak terlalu wah untuk kami. :)

Sore Itu
Singkat cerita, ortu dan adik saya mendarat di kota pahlawan. Kami siap melanjutkan perjalanan menggunakan kereta api menuju Jakarta. Karena alasan kenyamanan, ortu saya ternyata terlalu parno untuk menggunakan kereta kelas bisnis. :D Gak perlu waktu lama hingga taksi yang kami tumpangi merumput di Stasiun Pasar Turi, stasiun terbesar di Surabaya. Sepanjang perjalanan, kami mendapat ‘wejangan’ yang gak sedikit dari supir taksi. "Hati-hati pak. Walaupun kereta ekonomi, tapi sering ada malingnya juga" ujar supir yang lumayan cerewet itu. Wejangan itu sesaat membuat kami sedikit menyesal karena tidak memilih kelas bisnis saja.

Dingin-Dingin Empuk
Perbedaan mendasar dari kereta eksekutif dan bisnis, hanya terletak pada fasilitas AC dan jok yang mirip pesawat terbang dalam gerbong. Kereta yang beruntung saat perjalanan menuju Jakarta adalah KA Sembrani. Kereta ini tidak terlalu nyaman untuk ukuran kereta eksekutif. Pengaturan AC yang buruk, membuat saya hampir beku semalaman. Salah satu kekurangannya juga pada hiburan. Televisi LCD yang tersedia di gerbong saat itu tidak beroperasi. Yah! Mending buat saya aja kalo gak dipake!

Alarm Gratis
Salah satu 'bumbu penyedap' dalam perjalan kereta api adalah pedangang asongan yang naik ke gerbong di stasiun-stasiun tempat kereta berhenti sejenak. Namun, kelebihan harga tiket dalam kelas eksekutif mampu mengeleminasi kehadiran mereka untuk perjalanan yang lebih nyaman. Tapi dasar ulah kreatif pedangang itu, mereka tetap berjualan walau hanya di pintu gerbong malam itu.

Pedagang1 : “Aqua.. Aqua.. Aqua..!!”
Saya : (Terbangun. Melihat jam. Pukul 1 pagi) "…."
Pedagang2 : "Kopiii Pop Mie!! Kooopinyaaa!!"
Saya : (Melihat Sekeliling. Semua pada tidur) "…."
Pedagang1 : "Aquaaaa… Aquaaaanyaaa!!!"
Saya : (Bergumam dalam hati) "Buseeet.. Ni pedagang uda tau penumpangnya tidur semua, tetep aja koar-koar"
Pedagang2 : "Kopi.. Kopi… Jaheee..!!"
Saya : (Pasraaaah. Tutup telinga)

Kejadian itu berlangsung selama 15 menit ke depan. Mungkin kalo puasa, keberadaan mereka pagi-pagi buta dengan suara 80 dB itu bak alarm gratis buat penumpang bangun sahur.

Perjalan Balik Yang Menyenangkan
Seusai menjajal kerasnya ibukota selama 3 hari, akhirnya kami kembali ke Surabaya. Kali ini kami berangkat dari Gambir menggunakan kereta api tercepat di Indonesia, yakni KA Argo Bromo Anggrek. FYI, kecepatan lokomotif semua kereta itu sama, namun penentuan kecepatan disini ditentukan dari perbandingan kecepatan dan jarak tempuh. Kereta ini nyaman sekali, karena konon menggunakan gerbong kereta terbaik di kelasnya. Perjalanan Jakarta-Surabaya selama 10 jam tak terasa. Apalagi bisa nongkrong minum kopi di gerbong makan, sembari melihat hamparan sawah yang terlihat indah karena matahari pagi. Wah.. Memorable banget.

Epilog
Perjalanan sejauh apapun, tak akan terasa melelahkan apabila kita mampu menikmatinya. Sejauh manakah kalian menikmati perjalanan kalian?


This post first appeared on Momond, please read the originial post: here

Share the post

Naik Kereta Api.. Zzzzz. (2)

×

Subscribe to Momond

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×