Perempuan antik ini duduk tepat di depanku. Rambut kucir kudanya, bibirnya dengan olesan nude, tanpa pensil alis dan tatapannya itu terlihat menantangku. Dadaku dibuatnya berdebar. Seperti saat-saat aku menyatakan perasaan padanya setahun yang lalu. Berbeda sebelumnya, ini hanya aku Dan Dia, empat mata. "Apa tawaranmu waktu itu masih berlaku?" tanyanya seraya menaruh handphone ke dalam