Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Makalah Hovaborator Telur

Tags: telur suhu mesin

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Ternak unggas seperti ayam dipelihara untuk dimbil Telur dan dagingnya. Bila daging unggas tersebut dikonsumsi dalam  jumlah banyak dan ada unggas yang matimaka perlu adanya populasi pengganti. Agar populasi yang hilang akibat dikonsumsi maupun mati dapat tergantikan, penetasan telur merupakan tahapan penting dalam peternakan unggas. Agar dapat memepertahankan populasi ayanm bak petelur ataupun pedaging, ditempuh dengan penetasan telur (Murtidjo,1992).

Telur yang dihasilkan oleh induk ayam tidak semuanya berkualitas baik untuk ditetaskan. Memilih telur yang akan ditetaskan merupakan hal yang sangat penting karena berpengaruh pada daya tetas dan  anak ayam yang dihasilkan. Telur yang dihasilkan oleh in duk ayam dinbagi menjadi dua jenis yaitu telur infertile ( telur konsumsi) dan telur fertile (telur tetas) (Sudrajad,1995).
1
 
Cara alami, proses penetasan telur dilakukan  dengan cara pengeraman oleh induknya. Proses penetasan telur biasanya membutuhkan waktu selama kurang lebih 21 hari. Namun, pada peternakan unggas besar proses alami dengan pengeraman oleh induk akan memakan waktu yang sangat lama. Untuk menunjang proses pengeraman agar lebih cepat, mereka memilih dengan menggunakan mesin tetas telur. Dengan menggunakan mesin tetas, menjadikan induk terus menerus dapat menghasilkan telur, tanpa terpotong oleh masa mengerami selama 21 hari dan membesarkan anak anak ayam setidaknya untuk jangka waktu 30 – 45 hari berikutnya sebelum sang induk betina mulai bertelur kembali. Di Indonesia sendiri telah banyak peternak yang menggunakan mesin tetas telur untuk menunjang usahanya. Berbagai macam mesin tetas telur telah banyak digunakan mulai dari yang sederhana yaitu dengan sekam dan sinar matahari sampai dengan mesin yang otomatis dan moderen. Mesin tetas yang telah banyak dipasaran merupakan inovasi dari mesin-mesin tetas sebelumnya salah satu contohnya adalah hovabator.

B.       Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan hovabator?
2.      Apa saja komponen dari hovabator
3.      Bagaimana pengaplikasian hovabator?
4.      Apa keunggulan dan kelemahan yang hovabator?
C.      Tujuan
1.         Mengetahui apa itu hovabator
2.         Mengetahui komponen-komponen hovabator
3.         Mengetahui bagaimana pengaplikasian hovabator
4.         Mengetahui keunggulan dan kelemahan hovabatorsebagai mesin tetas telur


BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian Hovabator
Hovabatormerupakan mesin tetas telur yang berasal dari Amerika. Mesin penetas ini didesain untuk menetaskan telur unggas ataupun reptil. Mesin ini berbentuk persegi dan sebagian besar berbahan dasar styrofoam (Gambar. 1). Dilengkapi dengan  kipaspemanas dengan satu ventilasi sebagai sirkulasi panas. Mesin ini dilengkapi dengan termometerdan hygrometer. Memiliki kapasitas kurang lebih  42 telur ayam. Pada bagian dasar terbuat dari plastik, di bagian bawahnya terdapatlembaran jaring dari kawat dan pada bagian bawahnya untuk menempatkan air untuk memperoleh kelembaban. Hovabator ini didesain menyerupai tubuh induk ayam sehingga telur dapat menetas normal seperti jika dierami oleh induknya sendiri.
Gambar 1. Hovabator
3
 
Proses penetasan diawali dengan proses seleksi telur tetas dan juga persiapan alat. Sebelum digunakan, semuanya harus dibersihkan agar proses penetasan dapat berhasil. Bagian tutupnyadilengkapi dengan jendela besar agar mudah dilihat. Mesin ini juga dilengkapi dengan automatic turner atau mesin pembalik otomatis. Jadi, dalam proses penetasan, kita tidak perlu membolak balik telur secara manual karena telah tersedia pembolak balik yang otomatis.
Prinsip kerja dari hovabator ini sama seperti mesin tetas telur lainnya. Hovabatorini dengan menggunakan pemanasan pada telur. Pemanasan pada telur ini dilakukan pada suhu 100°F. Mesin ini dilengkapi dengan thermostat yang dapat digunakan mengatur suhu pada saat penetasan. Satu hal yang harus diperhatikan adalah  hanyalah tinggal menjaga kelembaban udara. Suhu dan kelembaban udara merupakan salah satu faktor keberhasilan dari penetasan ini.
B.     Komponen Hovabator
Hovabator merupakan sebuahinkubator dirancang untuk membuat suasana penetasan yang menyerupai penetasan yang dilakukan oleh induk unggas (ayam,puyuh). Suasana itu dibuat dengan cara membuat kondisi inkubator memiliki suhu yang menyerupai panas tubuh atau suhu induk. Selain suhu hal yang diserupakan adalah kelembaban inkubator agar proses penetasan dapat berjalan dengan baik.
 Hovabatorini juga dapat mengubah suhu ruangan menjadi suhu yang kita inginkan untuk penetaan telur. Suhu ruangan berubah  10 °F atau lebih akan mengubah suhu dalam inkubator. Lokasi mesin juga penting untuk menunjang keberhasilan operasi mesin . Sebuah suhu kamar dari 70° sampai 80°Fsangat ideal bagi mesin untuk dapat beroperasi secara maksimal, dan udara segar diperlukan pula untuk menunjang keberhasilan mesin ini. Keberhasilan mesin juga dipengaruhi oleh ada atau tidaknya sinar matahari yang langsungmengarah ke inkubator.
Hovabator terdiri atas bagian tutup atau hovabator top yang terdiri atas pengatur panas, lampu, thermostat dan  juga ventilasi beserta dengan alat instalasinya. Bagian bawahnya berbentuk persegi, selain itu mesin ini dilengkapi juga dengan thermometer, wire floor, plastic liner, owl clipssebanyak 4 buah. Thermostat terdiri dari beberapa bagian yaitu pengatur sekrup, pengatur penjepit, wafer, wing nut,snap switch  dan bracket.
                            
Gambar 2. Bagian atas hovabator        Gambar 3. Bagian bawah hovabator
C.     Aplikasi Hovabator
Cara mengatur hovabator, pertama dengan cara mengaitkan wire floor dengan plastic liner dengan penjepit (owl clips) lalu menempatkannya dalam hovabator bagian bawah. Menyusun plastic liner dan wire floor sehingga menyerupai palung namun dengan tetap memperhatikan penambat kabel. Mengisi bagian tersebut dengan air hangat. Luas permukaan, kedalaman akan berpengaruh pada kelembaban. Untuk menghindari kekeringan pada tempat tersebut maka dapat dilakukan pengisian ulang.
Cara mengatur thermostat pada hovabator yaitu dengan merangkai sekrup dan sayap pemutar (wing nut). Memutar sekrup hingga benar-benar berhenti pada wafer setelah itu memutar sekrup dengan arah yang berlawanan dengan jarum jam untuk memberikan celah sehingga cahaya dapat masuk. Setelah itu menyesuaikan suhu yang di inginkan dengan cara kendurkan wing nut. Memutar sekrup berlawanan dengan arah jarum jam untuk meningkatkan suhu& searah jarum jam untuk menurunkan suhu inkubator. Lalu sekrup dikencangkan kembali untuk menetapkan suhu setelah itu lampu akan menyala. Suhu yang digunakan biasanya 100°F untuk sebagian besar telur. Biarkan inkubator beroperasi selama ± ½  hari untuk menstabilkan suhu sebelum telur diletakkan.
Suhu harus diatur sesuai dengan kondisi penetasan pada normalnya. Apabila pengaturan suhu yang terlalu tinggi maka akan mengakibatkan kematian embrio. Jika embrio tidak mati maka suhu yang tinggi tersebut dapat menyebabkan masalah di syaraf, hati, masalah di peredaran darah, ginjal atau cacat pada kaki, kebutaan dan persoalan lainnya yang menjadilkan anak ayam cacat, lemah dan kemudian mati. Jika suhu terlalu rendah maka akan mempengaruhi embrio dalam hal perkembangan organ-organnya yang berkembang tidak secara proporsional. Jika hal ini terus terjadi maka akan menyebabkan gangguan pada hati, peredaran darah, jantung atau perkembangan yang lambat kalaupun menetas nantinya.
Penetasan dengan mesin ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan meletakkan telur langsung pada kawat (wire floor) ataupun dengan menggunakan pemutar telur otomatis (automatic turner). Untuk cara yang pertama yaitu dengan tahap mengatur hovabator pada suhu  70°-75°F, lalu meletakkan telur diatas kawat (wire floor) dengan sisi yang lancip sedikit menghadap kebawah. Meletakkan thermometerdiatas telur untuk mengetahui suhu, setelah itu suhu thermostaat hingga thermometer  menunjukkan suhu 100°F. Telur harus selalu dibolak-balik 2-3 kali dalam sehari selama kurang lebih tiga hari sebelum telur menetas. Cara yang kedua yaitu dengan menggunakan automatic turner, caranya dengan mengatur inkubator dengan menempatkan kawat (wire floor) di bagian bawah inkubator dan meletakkan thermometer di atas telur,secara otomatis maka telur akan berputar hanya dengan memutar tuas.
Pemutaran telur dilakukan dengan mengkondisikan telur pada posisi sudut 30-45 derajat untuk tiap-tiap waktu yang ditetapkan secara berkesinambungan dan bergantian sudutnya. Telur harus selalu diputar posisinya pada hari pertama sampai hari ke-18 dalam proses penetasan telur. Tiga hari sebelum telur menetas, kita harus memindahkan telur ke kawat (wire floor) agar telur dapat menetas lalu tambahkan air sedikit untuk menghindari kekeringan pada mesin. Kita harus memberi tanda pada telur agar lebih mudah dalam proses pemutarannya. Hal ini untuk mengetahui kapan telur nantinya akan menetas dan menentukan waktu peneropongan untuk penentuan fertilitas, kantong udara dan penentuan pemindahan telur sebelum menetas (- 3 hari).
Dua atau tiga hari sebelum telur menetas kita sudah tidak boleh membolak-balikkan telur, namun kita harus mengisi inkubator tersebut dengan air. Tujuan dari penyediaan air di inkubator adalah untuk mencegah pengeringan yang berlebihan dan juga membuat kelembaban yang alami untuk telur. Ukuran kelembaban yang benar ditentukan oleh ukuran kantung udara dalamn telur pada saat proses candling. Tetap tutup inkubator sampai semua telur menetas karena bila penutup sering dibuka akan mengakibatkan cepat hilangnya kelembaban dalam inkubator. Jika kelembaban udara tidak dijaga, hal ini dapat menyebabkan embrio telur terperangkap didalam dan tidak bisa memecah kulit telur dan mati. Pemutaran telur jika dilakukan dapat menyebabkan kehilangan posisi tetas (malposition) dan hal ini juga menjadikan telur gagal menetas.
Setelah menetas, anak ayam dibiarkan beberapa jam didalam mesin inkubator sampai kering sempurna. Hal ini dapat dilihat dengan telah lepasnya bulu bulu halus yang menyertai anak ayam waktu menetas dan berganti dengan bulu lembut yang menutupi sempurna seluruh tubuh anak ayam tersebut.  Setelah anak ayam hasil penetasan tadi kering segera dipindahkan ke brooder agar dapat mendapat makanan dan juga minum dan juga berada dalam suhu yang hangat. Penempatan makanan dan air pada brooder tidak boleh didekat suhu yang panas. Brooder harus kering dan juga hangat, pada minggu pertama suhu dalam brooder 95°-100°F dan suhu harus diturunkan 5° setiap minggunya hingga mencapai pada suhu 70°F sampai anak ayam tersebut hampir dewasa.
D.     Keunggulan dan Kelemahan Hovabator
Penetasan dengan menggunakan mesin penetas telur lebih memudahkan bagi peternak, karena induk telur tidak harus mengerami telurnya selama 21 hari dan membesarkan anak anak ayam setidaknya untuk jangka waktu 30 – 45 hari berikutnya sebelum sang induk betina mulai bertelur kembali. Namun, disisi lain alat penetas telur juga tidak bisa bekerja secara maksimal seperti ketika dierami oleh induknya sendiri karena naluri alamiah hewan lebih bisa maksimal dibandingkan teknologi mesin.
Hovabatormerupakan mesin penetas yang moderen yang memiliki thermostaat yang dapat digunakan untuk menyesuaikan suhu inkubator dengan mudah. Selain itu alat ini juga dilengkapi dengan automatic turner yang dapat memutar telur tanpa harus memutarnya satu persatu. Namun, kesulitan dari alat penetas telur ini adalah harus dapat menyesuaikan kelembaban agar telur tetap dalam keadaan dengan kelembaban yang sesuai. Untuk menjaga hal tersebut kita harus sering menambahkan air untuk beberapa waktu dengan tujuan untuk mengendalikan kelembaban.
Hovabator ini memiliki tingkat kematian dini pada hari pertama sampai dengan hari ke-18 yang rendah hanya sekitar 9%. Sedangkan untuk mesin lain sekitar 23%. Namun hovabator ini memiliki tingkat tidak menetasnya telur yang cukup tinggi yaitu sekitar 35%. Tidak menetasnya telur ditemukan dalam bentuk pips internal. Hal ini mungkin disebabkan karena terlalu besarnya lubang ventilasi pada mesin ini sehingga banyak kelembaban yang hilang terutama pada saat telur akan menetas.


BAB III
KESIMPULAN
Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa :
1.             Hovabator merupakan alat penetas telur yang sudah banyak digunakan. Alat ini dilengkapi dengan kipas pemanas sebagai sirkulasi udara. Mesin ini juga dilengkapi dengan pemutar telur otomatis (automatic turner).
2.             Hovabator ini bekerja dengan melakukan pemanasan pada suhu tertentu dan juga pemutaran pada telur sampai telur nanti akan menetas.
3.             Penetasan dengan alat ini harus memperhatikan kelembaban dan juga suhu bagi telur.
4.            
9
 
Hovabator ini memiliki tingkat kematian dini pada telur 9% dan 35% tingkat tidak menetasnya telur.
DAFTAR PUSTAKA
http://willowcreekfarm.wordpress.com/2014/03/18/hovabator-1500-vs-top-hatch-th130/.html diakses pada hari Sabtu, 4 Oktober 2014 pukul 09.08
http://www.glory-farm.com/mgt_telur/tetas/builtup.html diakses hari Sabtu, 4 Oktober 2014 pukul 09.20
http://www.gqf-incubators.com/egg_turners_trays.php diakses hari Sabtu,04 Oktober pukul 09.23
https://www.gqfmfg.com/pdf/Thermal%20Hova-bator%20%20 instruction.pdf diunduh hari Sabtu,4 Oktober 2014 pukul 08.51
Murtidjo, B. A. 1992. Mengelola Ayam Buras. Kanisius, Yogyakarta.
Sudrajad. 1995. Beternak Ayam Buras. Penebar Swadaya, Jakarta








This post first appeared on EL-Nino Ramadhan, please read the originial post: here

Share the post

Makalah Hovaborator Telur

×

Subscribe to El-nino Ramadhan

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×