Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Lambaian Tangan

Senyuman bias pelangi hari ini seakan menuliskan kisah yang begitu berkepanjangan. Langkah kaki ini lebih berat dari biasa, campurkan rasa bahagia dan kekecewaan berputar beresonansi bermain dalam ruang hati. Aktifitas padatku hari ini sedikit bewarna labil Tak Menentu. Tak sadar untuk kesekian kalinya diri ini berkomunikasi Mencoba menenangkan diri.

Selesailah sudah ku tinggalkan segala nya, berlariku bergegas perlahan menyembuhkan hati yang tak menentu kabarnya . Ku pandangi langit biru berawan mengingatkan ku akan reuni kepahitan masa lalu, tak mampu ku halau dejavu kenangan ini. Perih bersahabat dengan rasa syukur penuh keikhlasan, ku haturkan harapanku selalu dalam jarak ku mendekatimu secara perlahan.

Ku kendarai burung mendekatimu dari angkasa biru keputihan, bernostalgia sepanjang angin berhembus yang terkadang membuatku tertawa menyoroti kebodohan dan keluguanmu, Terkadang hati ini menyesal berharap masa lampau dimana diriku bisa lebih egois mencoba hilangkan rasa takutku akan keterbatasanku.

Haha…..
Bukan aku jika lari dari kenyataan dan bukanlah diriku jika bersikap egois  searah tanpa memikirkan perasaan dalam jiwamu.  Sebut saja diri ini pengecut, lebih membuat jiwa ini tenang berbanding melihatmu menangis tak berujung. Beginilah garisanku telah di lukiskan pencipta, ku terima ikhlas walau yang dulu berbuah manis akan berakhir dalam cerita kepahitan,

Kudaratkan jiwa melangkahkan kaki ini perlahan sampai tak terdengar detak sepatu hitam mengkilatku,  Kuraih jas dari tas hitam yang kugunakan perlahan berjalan melewati aspal panas hingga ku temukan keramaian yang pecahkan hening  dalam panasnya siang menyambar kulit. Tak berani ku terobos lebih jauh segera ku hentikan langkahku setelah terpapar keberadaanmu ..tersentak ku tertawa teringat memori tentang parasmu bagai badut ibu kota yang berjalan mencoba untuk menghibur masyarakat kelas bawah. Benar-benar lelucon klasik yang coba ku singgahkan permanen dalam memori ini, Terobati sudah hati terlarut dalam kebahagiaan. Matahari kini tersipu malu sembunyi dalam selimutnya ku lambaikan tanganku menandakan akhir dalam penantian panjangku, melihat jiwa itu bahagia dengan cara yang berbeda, dan ku sarungkan kembali tanganku menandakan perpisahan kita telah tiba. Akan ku coba sebisa mungkin mengawasimu dalam bayang- bayang gelap.
Dalam kisah perjalanan yang luar biasa ini, mungkin ini dejavu terakhir yang harus kurasakan dalam cerita kehidupan di dunia sebelum ku kembali ke dunia yang sebenar-benarnya, dalam lamunanku mengingat memori dulu, badanku tersentak keras terbang kedepan, lemas mencoba melihat kebelakang ada sosok wanita berkacamata mendekatiku mungkin mencoba tunjukan rasa tanggung jawab akan perlakuannya kepadaku, kemudian dia menangis keras membuat prasangka yang tidak-tidak saat itu.


Astaga
Bepuluhtahun yang lalu kau pertemukan ku dengan gadis  kelaparan dalam kehidupan yang keras begitupula Kau Pertemukanku dengan gadis berparas kembar penuh teka teki yang hampir merengut nyawaku yang belum siap untuk pulang, kembali kau pertemukanku dengan gadis lugu kesepian tak punya arah yang mencoba terlihat kuat namun dipenuhi kerapuhan.
Sekarang kau pertemukanku dengan gadis yang menangis keras setalah menabrakan dirinya padaku seakan dirinya yang teraniaya, tertegun diriku sepertinya masih banyak cerita yang akan datang dalam perjalanan hingga hayat menjemputku.

"Mengingatmu yang selalu menemani kebodohanku
Mengingatmu yang selalu sabar dengan kemunafikanku
Terimakasih Kuucapkan
Dan ku akhiri
Semoga bahagia"




We love this scene







This post first appeared on LuPpI3 D BLoGs, please read the originial post: here

Share the post

Lambaian Tangan

×

Subscribe to Luppi3 D Blogs

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×