Get Even More Visitors To Your Blog, Upgrade To A Business Listing >>

Aturan Tidak Ditaati, Budaya Ngoleleng jadi Ajang Perkelahian Warga


Ngoleleng Pulau Bawean termasuk tradisi turun menurun dari nenek moyang, yang dahulu kala berkeliling dengan berjalan kaki tapi sekarang mengendarai roda dua dan empat.

Sehubungan budaya ngoleleng seringkali mengganggu ketentraman warga, diantaranya menaiki roda empat yang dilengkapi sound system dengan berjoget ria. Muspika di Pulau Bawean membuat Aturan dilarang membawa sound system ketika berkeliling menaiki kendaraan roda empat. Ironisnya aturan yang diterapkan sejak beberapa tahun, pada lebaran tahun ini sepertinya kurang mendapat respon dan dilanggarnya.

Akibatnya, terlihat kebebasan bagi peserta keliling dengan berjoget ria, serta menimbulkan kekacauan dibeberapa tempat.

Muhammad Zainuddin, Plt Camat Tambak mengaku heran dengan adanya aturan yang tidak ditaati oleh warganya, padahal Sudah Disampaikan Melalui Kepala Desa masing-masing. "Aturan larangan keliling menggunakan sound system ketika keliling pasca lebaran sudah disampaikan melalui kepala desa,"tegasnya.

Lebih lanjut Zainuddin memiliki beberapa kesimpulan terkait aturan yang tidak dipatuhi oleh warganya, kemungkinan kepala desa tidak menyampaikan kepada warganya sehubungan waktu saat ini menjelang pelaksanaan pemilihan kepala desa. "Ada kemungkinan bila aturan ini diterapkan menyebabkan kepala desa tidak mendapatkan simpati,"katanya.

Hal senada disampaikan Syamsul Arifin Plt Camat Sangkapura menyatakan aturan larangan membawa sound system sudah dibuatnya, tapi masih dilanggarnya. Termasuk adanya tawuran di desa Dekatagung juga diakuinya. (bst)


This post first appeared on Media Bawean | Berita Anyar Eperchaje Oreng Bhebiy, please read the originial post: here

Share the post

Aturan Tidak Ditaati, Budaya Ngoleleng jadi Ajang Perkelahian Warga

×

Subscribe to Media Bawean | Berita Anyar Eperchaje Oreng Bhebiy

Get updates delivered right to your inbox!

Thank you for your subscription

×