Sebuah Jalan poros di perumahan BTP Makassar sudah di lapisi aspal pada bulan November 2016 lalu. Jalan yang tadinya kasar dan bergelombang menjadi mulus untuk dilalui kendaraan. Pengaspalan dilakukan selama beberapa hari untuk menyelesaikan jalur sepanjang 1 kilometer. Memang butuh waktu yang lama karena saat itu sudah masuk musim hujan. Tujuan pengaspalan jalan itu tentu untuk memeperlancar arus kendaraan yang lewat di jalur utama perumahan.
Nah baru saja beberapa menit yang lalu saya melewati jalur yang sudah diaspal sekitar dua bulan lalu itu, saya agak terkejut karena tepat di bawah pintu gerbang utama sebelum masuk kompleks, jalan yang baru diaspal itu sudah terlihat beberapa lubang kecil. Bisa jadi lubang kecil itu akan bertambah lebar dan menjadi lubang besar nanti jika tidak segera dilakukan upaya penutupan. Hal itu mengingat bulan Februari 2017 ini masih dalam musim hujan, bahkan cenderung lebih sering dibanding bulan-bulan lalu.
Entah bagaimana sebetulnya prosedur pengerjaan jalan yang menggunakan aspal. Kenapa begitu cepat terjadi kerusakan pada badan jalan. Apakah karena bahan aspalnya yang kurang bagus atau bagaimana. Seperti yang saya lihat ketika melihat pengaspalan di lokasi itu, saya melihat aspal yang digunakan bercampur dengan kerikil kecil. Itu jenis aspal yang sering saya lihat ketika sebuah jalan sedang dikerja oleh para petugas Bina Marga.
Kerusakan atau adanya lubang kecil di badan jalan juga kemungkinan besar diakibatkan karena pengaspalan dilakukan tepat di musim hujan. Seperti kita ketahui bahwa air yang merembes kedalam suatu benda tentu akan membuat kondisi barang itu menjadi rusak. Jangankan aspal, batu yang ditetesi oleh air dalam waktu lama bisa menjadi berlubang, apalagi sekedar aspal jalan yang dikerjakan seadanya. Maka tidak heran kita sering melihat Jalan Aspal Terkelupas padahal baru beberapa bulan dilakukan perbaikan. Mungkin juga sengaja dibuat seperti itu agar selalu ada pekerjaan yang tentu membutuhkan anggaran. Nah...
Nah baru saja beberapa menit yang lalu saya melewati jalur yang sudah diaspal sekitar dua bulan lalu itu, saya agak terkejut karena tepat di bawah pintu gerbang utama sebelum masuk kompleks, jalan yang baru diaspal itu sudah terlihat beberapa lubang kecil. Bisa jadi lubang kecil itu akan bertambah lebar dan menjadi lubang besar nanti jika tidak segera dilakukan upaya penutupan. Hal itu mengingat bulan Februari 2017 ini masih dalam musim hujan, bahkan cenderung lebih sering dibanding bulan-bulan lalu.
Entah bagaimana sebetulnya prosedur pengerjaan jalan yang menggunakan aspal. Kenapa begitu cepat terjadi kerusakan pada badan jalan. Apakah karena bahan aspalnya yang kurang bagus atau bagaimana. Seperti yang saya lihat ketika melihat pengaspalan di lokasi itu, saya melihat aspal yang digunakan bercampur dengan kerikil kecil. Itu jenis aspal yang sering saya lihat ketika sebuah jalan sedang dikerja oleh para petugas Bina Marga.
Kerusakan atau adanya lubang kecil di badan jalan juga kemungkinan besar diakibatkan karena pengaspalan dilakukan tepat di musim hujan. Seperti kita ketahui bahwa air yang merembes kedalam suatu benda tentu akan membuat kondisi barang itu menjadi rusak. Jangankan aspal, batu yang ditetesi oleh air dalam waktu lama bisa menjadi berlubang, apalagi sekedar aspal jalan yang dikerjakan seadanya. Maka tidak heran kita sering melihat Jalan Aspal Terkelupas padahal baru beberapa bulan dilakukan perbaikan. Mungkin juga sengaja dibuat seperti itu agar selalu ada pekerjaan yang tentu membutuhkan anggaran. Nah...
