Ngomongin Korupsi di Indonesia saat ini sebenarnya sudah cukup membosankan. Bagaimana tidak,  setiap hari selalu ada saja seseorang oknum yang tertangkap. Belum lagi yang masih dalam proses menuju diadili, ada kali sepuluh truk. Banyak dari para tukang korupsi itu adalah orang-orang yang sangat terkenal, sering wara wiri di bermacam media mengisi berita. Dan sekarang mereka menjadi berita tentang penggelapan dana bantuan, mark up anggaran, menerima dana suap, memanfaatkan perda dengan pungli illegal dan sebagainya.

Saya dulu pernah menulis tentang korupsi DISINI

Kenapa ? 

      Karena memang ada rasa risih dan pasti ada yang merasa tersinggung, karena lagi, satu intitusi tempatnya bekerja memang paling sering disebut sebagai sarang korupsi. Lagipula saya bukanlah siapa-siapa, saya hanyalah penulis blogger yang kesulitan mencari bahasan untuk blog.
Dari sini saya berpikir untuk tidak menulis tentang korupsi, tentang mereka-mereka yang berpotensi korup, dengan bahasa yang menyinggung, saya usahakan dengan benar.

Saat berkumpul dengan sesama warga kampung, teman nongkrong dimanapun, saya merasa risih sendiri, dan muak, jika sudah ada yang mulai membahas tentang korupsi. Sudah jenuh rasanya kepala dan otak kita terisi dengan berita korupsi yang tak kunjung berhenti. 

       Akhirnya saya memutuskan untuk mengatakan TIDAK jika ada yang ingin mengajak ngobrol tentang korupsi. Itu bukan urusaj saya, Itu Urusan Hukum. Biar pihak yang berwenang dan bertugas dibidang penegakan hukum melakukan apa yang seharusnya dan apa yang perlu mereka dilakukan.

Alasan saya memutuskan berkata TIDAK adalah, seringnya terjadi perdebatan sengit antar teman bahkan menjurus ke perkelahian. Muncul pula kubu yang pro dan kontra dengan masalah korupsi, ternyata dengan sengaja atau tidak sengaja ngomong bahwa mereka pro dengan para koruptor, tentu dengan argumentasi mereka sendiri. 

Elooh !!

      Pada tingkat akar rumput seperti yang terjadi pada komunitas yang saya ikuti tersebut. Lucu memang jadinya, kenapa kita musti berkelahi gara-gara ngomongin korupsi. Ada yang sok tahu dan sok pintar atau ada pemikiran lain tentang ketersinggungan yang kompleks, menyebabkan terjadinya konflik. Potensi konflik akan memvesar jika arah pembicaraan mulai mengaitkan korupsi dan politik, ke arah partai ttt.
Makanya saya memutuskan untuk diam saja, kata TIDAK itu hanya terucap didalam hati dan pikiran saya, dan secara eklsklusif tertulis disini. Korupsi itu bukan urusanku, itu urusan hukum.